Mamuju – Para petani nilam di Sulawesi barat khususnya kabupaten mamuju mulai menunjukkan kebangkitan ekonomi seiring meningkatnya permintaan pasar terhadap minyak atsiri yang dihasilkan dari tanaman nilam, sejak beberapa tahun terakhir, budi daya nilam di kabupaten mamuju mulai di minati Kembali, nilam yang di kenal sebagai bahan Utama dalam pembuatan minyak atsiri berkualitas dinilai memiliki nilai jual yang stabil dan berpotensi ekspor.
Tanaman nilam kini menjadi tumpuan Utama ekonomi bagi Sebagian petani di kabupaten mamuju, salah satunya adalah Anto petani asal lingkungan padang baka kel. rimuku kec. mamuju yang telah menekuni budi daya nilam selama 2 tahun terakhir.

Menurut Anto, tanaman nilam merupakan komoditas yang menjanjikan karna menghasilkan pendapatan yang tinggi disektor pertanian
“kalau perawaatannya baik, insyallah hasilnya cukup lumayan. sekali panen bisa dapat 1 sampai 2 jt rupiah,” ujarnya saat di temui dilahannya. Rabu (16/04/2025).
Apa yang ditanam oleh Anto adalah jenis nilam aceh yang cocok dengan kondisi tanah di wilayah padang baka. Dengan lahan sekitan 1 hectare ia mampu memanen nilam setiap 6 bulan dan menyulingnya menjadi minyak atsiri. ia menyebut bahwa proses penyulingan masih dilakukan secara tradisional dengan menggunakan bahan kayu bakar.
Proses budidaya ini di lakukan tepatnya di lingkungan padang baka, kelurahan rimuku Kec. Mamuju, Dimana Sebagian petani mulai beralih dari komoditas pangan ke tanaman nilam karena di nilai lebih menguntungan. Namun, Anto mengakui bahwa belum semua petani berani mencoba karena keterbatasan modal
Anto mengungkapkan sebelum menjadi petani nilam dulunya seorang tenaga honorer Di Mamuju,
“Saya dulunya seorang tenaga honorer di RS Umum kabupaten Mamuju, Saya sudah lama mengabdi sebagai tenaga honorer dan sudah berpindah-pindah tugas mulai menjadi Cleaning Servis, Bagian pelayanan sampai Evakuasi Ambulance dan akhirnya berhenti” Pungkasnya.
Dia juga menambahkan bahwa “pemerintah harus melirik budidaya Nilam ini karena menurut nya sangat membantu masyarakat ditengah efisiensi besar-besaran oleh negara”.
Dalam mengelolah nilam Anto mengaku bahwa bibit nilam ia dapatkan dengan membeli di salah satu petani nilam dusun salupalli, dan ia belajar cara merawat nilam dari teman yang juga salah satu petani nilam di padang baka, dengan begitu Anto juga berharap lebih banyak adanya pendampingan/penyuluhan dari pemerintah setempat tentang perawatan nilam agar hasilnya bisa lebih baik dari sebelumnya selanjutnya ia juga berharap agar Harga penjualan hasil panen nilam lebih tinggi dan konsisten kedepannya
“saya pertamakali membeli bibit nilam di teman saya di daerah salupalli pada saat itu saya membeli bibit nilam dengan Harga 400 ribu sebanyak satu ribu pohon, selama ini saya merawat nilam belajar dari teman dan tidak pernah mendapatkan sosialisasi tentang proses penanam nilam, selain itu Harga minyak nilam berubah-ubah dari mulai dua juta dua ratus turun sampai delapan ratus ribu, tapi sekarang Harga minyak nilam sebesar satu juta dua ratus, harapan saya agar Harga minyak nilam Kembali keharga tertingginya.”
petani nilam di Sulawesi barat khususnya di kab. mamuju menjadi salah satu contoh bahwa sektor pertanian tetap memiliki peluang besar jika di kelolah dengan baik. apalagi dengan dukungan pemerintah dan pemasaran yang tepat, nilam bisa menjadi komoditas unggulan daerah dan mengangkat ekonomi petani lokal.(Rz).